Panduan Memahami Kode DTC Mobil - OMBRO

Panduan Memahami Kode DTC Mobil

Seorang mekanik profesional sekalipun, tak akan mampu mengetahui secara pasti "apa kerusakan yang terjadi" pada kendaraan hanya berdasarkan lampu check engine yang menyala. Oleh karena itu, diperlukan alat kerja bengkel berupa "Scanner" (yang kompatibel dengan kendaraan tersebut) untuk melokalisir area kerusakan.

Dalam penggunaannya, scanner biasanya hanya memunculkan data kerusakan berupa kode-kode kerusakan setelah proses scanning pada komputer kendaraan dilakukan. Kode kerusakan yang dimunculkan oleh scanner setelah proses scanning ini dikenal dengan sebutan DTC.

apa itu dtc 1

Nah, jumlah DTC pada sebuah sistem kendaraan sangatlah banyak dan bervariasi. Tergantung dari sistem yang digunakan pada kendaraan. Jadi, saat lampu check engine menyala, ada puluhan kemungkinan kerusakan yang terjadi di kendaraan. Oleh karenanya, kita perlu scanner untuk meminimalisir kesalahan diagnosis terhadap kerusakan yang terjadi.

Lantas apa itu DTC? Apa saja arti dari kode DTC yang muncul pada scanner? Di artikel kali ini, Ombro akan berbagi informasi seputar kode DTC dan cara memahami kerusakan berdasarkan kode DTC yang muncul di scanner setelah proses scanning dilakukan. Simak terus informasinya di bawah ini.



Apa itu DTC?


DTC, kependekan dari Diagnostic Trouble Code, adalah kode diagnosis malfungsi pada kendaraan yang digunakan untuk memberitahu anda tentang suatu masalah. Sedangkan lampu indikator malfungsi (MIL) —juga dikenal sebagai lampu check engine— hanya berfungsi untuk memberi tahu pengemudi bahwa ada masalah pada sistem kendaraan.

DTC ini merupakan kode identifikasi apa dan di mana masalah yang mungkin menjadi penyebab. DTC juga disebut kode-kode kesalahan mesin kendaraan. Kode-kode ini dapat dibaca dengan scanner yang dihubungkan langsung ke soket diagnosis kendaraan.



Apa fungsi DTC?


Fungsi DTC adalah untuk membantu kita dalam mempersempit area dari satu atau beberapa sistem pada kendaraan yang mengalami kerusakan. DTC ini akan menunjukkan area-area mana saja yang rusak pada kendaraan dan menjadi penyebab lampu check engine menyala.

Dengan adanya DTC, pemeriksaan kerusakan pada kendaraan menjadi lebih terfokus pada area tertentu sehingga dapat mempercepat proses perbaikan sekaligus meminimalisir kerugian biaya besar akibat kesalahan diagnosis kerusakan.



Dari mana asal DTC?


DTC dihasilkan oleh sistem on-board diagnostics (OBD) di kendaraan setiap kali kesalahan terdeteksi. OBD mendiagnosis kesalahan dan menampilkan DTC melalui peringatan yang terlihat seperti menyalanya lampu check engine.

Selain itu, OBD juga memungkinkan sistem terhubung dan berinteraksi dengan perangkat eksternal seperti scanner. Oleh karenanya, scanner bisa menampilkan DTC serta berinteraksi dengan sistem komputer di kendaraan.

Selama beberapa tahun kebelakang, terdapat beberapa versi OBD yang berbeda yang pernah digunakan. Mulai dari versi OBD-I hingga OBD-II yang saat ini banyak digunakan sebagai standard pemeriksaan. Dengan penerapan OBD-II, daftar DTC standar yang berisi kode umum diberlakukan secara internasional untuk semua pabrikan kendaraan.

Meskipun OBD-II digunakan secara luas, namun perlu dicatat bahwa ada beberapa DTC khusus pabrikan yang berbeda satu dengan lainnya. Pihak pabrikan dapat membuat DTC mereka sendiri untuk melengkapi daftar kode universal jika kendaraan memerlukannya. Akan tetapi, seringkali kode DTC khusus pabrikan ini sulit ditafsirkan tanpa mekanik.



Bagaimana cara memahami kode DTC OBD-II?


apa itu dtc

Ini adalah contoh sebuah kode DTC: P0305. Kode DTC ini merupakan identifikasi masalah kendaraan yang menyangkut sistem pengapian kendaraan yaitu Cylinder 5 Misfire Detected, yang artinya telah terdeteksi salah pengapian pada silinder mesin no.5.

Selain itu, masih banyak lagi kode-kode dtc yang umum ada pada sistem OBD-II. Oleh karenanya, sebaiknya kita lebih memahami cara membaca kode dtc ini untuk membantu dalam mempercepat diagnosis kerusakan pada kendaraan.

Secara garis besar, kode DTC panjangnya lima karakter. Setiap karakter yang ada pada kode DTC memberikan informasi berbeda tentang masalah kendaraan. Berikut cara memahami kode dtc mobil


A. Karakter pertama

Karakter pertama selalu berupa huruf. Huruf ini menunjukkan sistem kontrol mana yang bermasalah. Saat ini, ada 4 huruf yang dipakai di sistem OBD-II yaitu P, C, B, dan U. Masing-masing huruf memiliki arti sebagai berikut:

  • P (powertrain) mengacu pada bagian engine, transmisi, sistem bahan bakar, dan aksesori terkait.
  • C (chassis) mengacu pada sistem mekanis yang umumnya berada di luar kompartemen penumpang seperti kemudi, suspensi, dan pengereman.
  • B (body) mengacu pada suku cadang yang terutama ditemukan di area kompartemen penumpang.
  • U (jaringan/network) mengacu pada jaringan komputer-komputer yang terpasang di kendaraan dan sistem terkait.


B. Karakter kedua

Karakter kedua adalah digit atau numerik. Yang umum digunakan adalah 0 atau 1 meskipun ada 2 dan 3 namun jarang ditemukan. Kode ini menunjukkan apakah kode tersebut terstandarisasi oleh SAE atau merupakan kode DTC khusus dari pabrikan pembuat mobil. Berikut arti karakter kedua pada kode DTC

  • 0 menunjukkan bahwa kode tersebut adalah kode standar SAE (Society of Automotive Engineers) generik. Kode generik ini adalah kode yang diadopsi oleh semua mobil yang mengikuti standar OBD-II.
  • 1 menunjukkan bahwa kode tersebut khusus untuk pabrikan kendaraan. Kode ini unik untuk merek atau model mobil tertentu dan biasanya kurang umum.
  • 2 atau 3 menunjukkan kode khusus yang jarang ditemukan, dan artinya tergantung pada huruf kode sebelumnya. Sebagian besar, 2 atau 3 akan menunjukkan bahwa ini adalah kode khusus pabrikan dengan beberapa pengecualian.


C. Karakter ketiga

Karakter ketiga juga berupa angka. Angka ini di mulai dari 1 sampai 8. Karakter ketiga pada kode DTC menunjukkan kesalahan subsistem pada kendaraan. Berikut arti umum karakter ketiga pada kode DTC standar OBD-II

  • 0, 1 dan 2 mengacu pada sistem metering bahan bakar atau udara
  • 3 mengacu pada sistem pengapian
  • 4 mengacu pada sistem emisi
  • 5 mengacu pada kontrol kecepatan kendaraan dan sistem kontrol idle
  • 6 mengacu pada sirkuit output komputer
  • 7 dan 8 menunjukkan bahwa masalah terkait transmisi


D. Karakter keempat dan kelima

Khusus untuk karakter keempat dan kelima, bagian ini dibaca secara bersamaan yang disimbolkan sebagai angka dua digit antara 0 dan 99. Karakter keempat dan kelima ini merupakan identifikasi masalah kendaraan yang sebenarnya seperti contohnya, malfungsi, open circuit, short circuit, low input, high input, intermitten, misfire, insufficient, low voltage, high voltage, dan lain sebagainya.

Baca juga:


Bagaimana kita memahami DTC?


Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, setiap DTC berhubungan dengan kerusakan kendaraan tertentu, seperti contohnya tadi P0305 yang memberikan identifikasi silinder no 5 terdeteksi misfire. Maka, DTC umum P0305, akan dibaca seperti ini:

  • Huruf pertama adalah P, artinya masalahnya terletak pada powertrain yang mengacu bahwa masalah di mulai dari engine, dan atau transmisi, dan atau sistem bahan bakar, dan atau aksesoris terkait.
  • Karakter kedua adalah 0, menunjukkan bahwa kode berikut ini bukan kode khusus pabrikan. Kode ini adalah kode standar dan dapat ditafsirkan sesuai dengan definisi SAE. Artinya kita bisa melihat rincian kode DTC ini melalui definisi yang sudah diterbitkan oleh SAE (dikenal sebagai DTC umum)
  • Karakter ketiga adalah 3, yang menunjukkan bahwa masalahnya ada di subsistem pengapian
  • Dua digit terakhir membentuk indeks kesalahan spesifik 05.

Berdasarkan bacaan ini, kode DTC P0305 mengacu pada masalah pengapian yang terjadi di silinder mesin no.5 berupa misfire.



Apa itu DTC umum?


DTC umum merupakan kode OBD yang sudah distandarisasi menggunakan standar SAE J2012 dan ISO 15031-6 yang, setidaknya berisi sekitar 11.000 definisi dalam versi terbaru. Secara ringkas, berikut pembagian kode DTC yang sesuai dengan definisi SAE

  • DTC Codes - P0001 - P0099 – Fuel and Air Metering and Auxiliary Emissions Controls
  • DTC Codes - P0100 - P0199 – Fuel and Air Metering
  • DTC Codes - P0200 - P0299 – Fuel and Air Metering (Injector Circuit)
  • DTC Codes - P0300 - P0399 – Ignition System or Misfire
  • DTC Codes - P0400 - P0499 – Auxiliary Emissions Controls
  • DTC Codes - P0500 - P0599 – Vehicle Speed,Idle Control, and Auxiliary Inputs
  • DTC Codes - P0600 - P0699 – Computer and Auxiliary Outputs
  • DTC Codes - P0700 - P0799 – Transmission
  • DTC Codes - P0800 - P0899 – Transmission

Di bawah ini adalah contoh daftar DTC umum yang mungkin Anda temui beserta malfungsi pada sistem terkait.

  • P0442: Kebocoran sistem kecil pada sistem kontrol emisi evaporatif kendaraan.
  • P0606: Kerusakan pada modul kontrol power train (PCM), juga dikenal sebagai modul kontrol mesin (ECM).
  • P0101: Kesalahan pada sensor atau sirkuit aliran udara massal (MAF).
  • P0110: Kerusakan pada sirkuit sensor suhu udara masuk.
  • P0500: Kerusakan sensor kecepatan kendaraan.
  • P0706: Kesalahan dalam rentang sirkuit sensor jangkauan transmisi.

Penting untuk dicatat bahwa sementara DTC berguna dalam mengidentifikasi kerusakan kendaraan. Kode DTC ini bukan cara untuk menguraikan mengapa kerusakan tersebut terjadi. Diagnosis lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebab masalah tersebut.

Daftar isi
    SHARE