Tips dan cara menghindari pecah ban mobil
Siapapun pengemudinya tentu tidak akan pernah menginginkan mengalami pecah ban saat berkendara. Namun tak jarang, kita masih sering menemukan peristiwa pecah ban mobil baik dari berita, sosial media hingga televisi, bahkan ada yang sampai menelan korban jiwa.
Tidak dipungkiri, perkara ban kerap dianggap sepele oleh sebagian orang, padahal ban memegang peranan penting untuk menopang kendaraan secara menyeluruh baik untuk pengemudian, membawa beban, hingga saat proses pengereman terjadi.
Oleh karena itu, perawatan dan pemeriksaan kondisi ban menjadi kunci pokok yang wajib dilakukan untuk menghindari pecah ban mobil saat berkendara. Dengan pemeriksan dan perawatan rutin, maka kita bisa mengantisipasi terlebih dahulu apabila kita menemukan keanehan pada ban mobil.
Nah, pada artikel kita kali ini, ombro akan berbagi tips dan cara untuk menghindari pecah ban mobil selama berkendara. Simak infonya dibawah berikut.
Tahukah anda kalau pecah ban lebih sering terjadi akibat tekanan angin pada ban sudah berkurang jauh? Ya, tekanan angin pada ban sangat mempengaruhi beban kerja pada ban itu sendiri.
Ketika ban dalam kondisi kurang angin, maka dinding ban akan mengalami beban kerja yang terlalu berat. Dinding ban akan mengalami perubahan tekanan yang sering dan sangat cepat saat ban berputar dan melaju dijalan.
Akibatnya, timbul panas yang berlebihan di bagian dinding karet ban. Hal ini, tentu saja akan mengakibatkan karet ban menjadi sangat lentur dan mudah pecah.
Oleh karena itu, melakukan pemeriksaan tekanan ban secara teratur dan sesui dengan tekanan yang direkomendasikan, tentunya menjadi kegiatan utama yang harus dilakukan untuk menghindari pecah ban mobil secara tiba-tiba.
Selain tekanan ban, kondisi fisik ban juga mempengaruhi daya tahan ban selama dipakai melaju dijalan. Ban baru tentunya memiliki kondisi fisik yang bagus seperti karet ban yang kenyal, kembang ban yang tebal hingga jalinan kawat ban yang masih kuat dan kokoh sehingga menggunakan ban dengan kondisi ini lebih memberikan kepastian bahwa ban lebih tahan dan tidak mudah pecah.
Hal ini akan tampak berbeda dengan ban yang memang sudah sering dipakai. Akan terjadi penurunan kondisi fisik ban. Sebaiknya jangan gunakan ban dengan kondisi fisik yang buruk seperti karet ban yang terlihat retak-retak, kondisi permukaan ban yang aus tidak merata, atau ketika jalinan kawat ban yang sudah mulai nampak di permukaan ban.
Kondisi fisik ban yang buruk, tentu saja bisa membuat ban tersebut pecah, apalagi ketika harus melaju dijalan tol bebas hambatan dengan jarak tempuh yang jauh dan kecepatan tinggi. Periksalah kondisi fisik ban sebelum anda melakukan perjalanan jauh guna menghindari pecah ban.
Kondisi alur dan kembang ban juga mempengaruhi daya tahan ban selama melaju dijalan. Ban dengan kondisi alur yang sudah tipis tentunya akan lebih rentan dan mudah mengalami pecah ban dibanding dengan alur dan kembang ban yang masih tebal.
Selain itu, kemampuan ban untuk mencengkram jalan selama mobil melaju juga tentunya akan berkurang dan ban menjadi lebih mudah selip. Semakin sering ban tersebut selip maka akan semakin cepat pula keausan yang terjadi.
Dengan kondisi alur dan kembang ban yang tipis , maka besar kemungkinan ban pecah bisa terjadi, seperti misalnya ketika menginjak kerikil tajam yang dapat merobek karet ban dan dapat membuat ban pecah.
Baca juga :
Membawa muatan yang melebihi kapasitas yang diijinkan tentu saja sangat berbahaya. Muatan yang melebihi kapasitas akan sangat membebani kerja ban. Apalagi, jika beban muatan sudah melebihi load indeks yang dmiliki ban tersebut, maka ban akan mudah pecah.
Hindarilah membawa muatan yang melebihi kapasitas dan kemampuan yang dijinkan pada kendaraan tersebut untuk menghindari pecah ban saat diperjalanan.
Hal terakhir yang ombro ketahui untuk menghindari pecah ban mobil adalah dengan berkendara tidak melebihi batas kecepatan yang di ijinkan. Seperti misalnya, pada jalan tol bebas hambatan, kecepatan maksimal berkendara adalah 100 km per jam, berkendaralah sesuai dengan batas maksimal tersebut.
Ketika kita melaju melebihi batas kecepatan yang dianjurkan, bisa jadi, kita juga akan melebihi batas kecepatan maksimal yang dimiliki oleh ban tersebut (dikenal dengan speed indeks, yang ditandai dengan huruf pada dinding ban).
Speed indeks merupakan batas maksimal yang dapat ditahan oleh ban tersebut, melebihi speed indeks, maka ban akan mengalami deformasi (perubahan bentuk saat berputar dengan kecepatan tinggi) sehingga sangat mudah pecah.
Untuk ban baru, speed indeks biasanya sesuai dengan hasil uji, namun untuk ban bekas pakai, atau ban lama, maka secara tidak kasat mata, speed indeks tentunya akan menurun seiring menurunnya kualitas ban selama penggunaan berlangsung.
Oleh karena itu, untuk menghindari pecah ban mobil selama perjalanan, maka berkendaralah dengan tidak melebihi batas kecepatan yang di ijinkan.
Demikianlah artikel tentang tips dan cara menghindari pecah ban mobil yang bisa ombro sampaikan, semoga bisa bermanfaat.
Tidak dipungkiri, perkara ban kerap dianggap sepele oleh sebagian orang, padahal ban memegang peranan penting untuk menopang kendaraan secara menyeluruh baik untuk pengemudian, membawa beban, hingga saat proses pengereman terjadi.
Oleh karena itu, perawatan dan pemeriksaan kondisi ban menjadi kunci pokok yang wajib dilakukan untuk menghindari pecah ban mobil saat berkendara. Dengan pemeriksan dan perawatan rutin, maka kita bisa mengantisipasi terlebih dahulu apabila kita menemukan keanehan pada ban mobil.
Nah, pada artikel kita kali ini, ombro akan berbagi tips dan cara untuk menghindari pecah ban mobil selama berkendara. Simak infonya dibawah berikut.
1. Periksa tekanan ban secara rutin dan teratur
Tahukah anda kalau pecah ban lebih sering terjadi akibat tekanan angin pada ban sudah berkurang jauh? Ya, tekanan angin pada ban sangat mempengaruhi beban kerja pada ban itu sendiri.
Ketika ban dalam kondisi kurang angin, maka dinding ban akan mengalami beban kerja yang terlalu berat. Dinding ban akan mengalami perubahan tekanan yang sering dan sangat cepat saat ban berputar dan melaju dijalan.
Akibatnya, timbul panas yang berlebihan di bagian dinding karet ban. Hal ini, tentu saja akan mengakibatkan karet ban menjadi sangat lentur dan mudah pecah.
Oleh karena itu, melakukan pemeriksaan tekanan ban secara teratur dan sesui dengan tekanan yang direkomendasikan, tentunya menjadi kegiatan utama yang harus dilakukan untuk menghindari pecah ban mobil secara tiba-tiba.
2. Periksa kondisi fisik ban
Selain tekanan ban, kondisi fisik ban juga mempengaruhi daya tahan ban selama dipakai melaju dijalan. Ban baru tentunya memiliki kondisi fisik yang bagus seperti karet ban yang kenyal, kembang ban yang tebal hingga jalinan kawat ban yang masih kuat dan kokoh sehingga menggunakan ban dengan kondisi ini lebih memberikan kepastian bahwa ban lebih tahan dan tidak mudah pecah.
Hal ini akan tampak berbeda dengan ban yang memang sudah sering dipakai. Akan terjadi penurunan kondisi fisik ban. Sebaiknya jangan gunakan ban dengan kondisi fisik yang buruk seperti karet ban yang terlihat retak-retak, kondisi permukaan ban yang aus tidak merata, atau ketika jalinan kawat ban yang sudah mulai nampak di permukaan ban.
Kondisi fisik ban yang buruk, tentu saja bisa membuat ban tersebut pecah, apalagi ketika harus melaju dijalan tol bebas hambatan dengan jarak tempuh yang jauh dan kecepatan tinggi. Periksalah kondisi fisik ban sebelum anda melakukan perjalanan jauh guna menghindari pecah ban.
3. Periksa kondisi alur dan kembang ban
Kondisi alur dan kembang ban juga mempengaruhi daya tahan ban selama melaju dijalan. Ban dengan kondisi alur yang sudah tipis tentunya akan lebih rentan dan mudah mengalami pecah ban dibanding dengan alur dan kembang ban yang masih tebal.
Selain itu, kemampuan ban untuk mencengkram jalan selama mobil melaju juga tentunya akan berkurang dan ban menjadi lebih mudah selip. Semakin sering ban tersebut selip maka akan semakin cepat pula keausan yang terjadi.
Dengan kondisi alur dan kembang ban yang tipis , maka besar kemungkinan ban pecah bisa terjadi, seperti misalnya ketika menginjak kerikil tajam yang dapat merobek karet ban dan dapat membuat ban pecah.
Baca juga :
- Tips mengemudi ketika ban mobil pecah saat melaju
- Penyebab ban mobil pecah
- Ciri-ciri ban mobil harus diganti
4. Hindari membawa muatan yang melebihi kapasitas
Membawa muatan yang melebihi kapasitas yang diijinkan tentu saja sangat berbahaya. Muatan yang melebihi kapasitas akan sangat membebani kerja ban. Apalagi, jika beban muatan sudah melebihi load indeks yang dmiliki ban tersebut, maka ban akan mudah pecah.
Hindarilah membawa muatan yang melebihi kapasitas dan kemampuan yang dijinkan pada kendaraan tersebut untuk menghindari pecah ban saat diperjalanan.
5. Tidak melebihi batas kecepatan yang diijinkan
Hal terakhir yang ombro ketahui untuk menghindari pecah ban mobil adalah dengan berkendara tidak melebihi batas kecepatan yang di ijinkan. Seperti misalnya, pada jalan tol bebas hambatan, kecepatan maksimal berkendara adalah 100 km per jam, berkendaralah sesuai dengan batas maksimal tersebut.
Ketika kita melaju melebihi batas kecepatan yang dianjurkan, bisa jadi, kita juga akan melebihi batas kecepatan maksimal yang dimiliki oleh ban tersebut (dikenal dengan speed indeks, yang ditandai dengan huruf pada dinding ban).
Speed indeks merupakan batas maksimal yang dapat ditahan oleh ban tersebut, melebihi speed indeks, maka ban akan mengalami deformasi (perubahan bentuk saat berputar dengan kecepatan tinggi) sehingga sangat mudah pecah.
Untuk ban baru, speed indeks biasanya sesuai dengan hasil uji, namun untuk ban bekas pakai, atau ban lama, maka secara tidak kasat mata, speed indeks tentunya akan menurun seiring menurunnya kualitas ban selama penggunaan berlangsung.
Oleh karena itu, untuk menghindari pecah ban mobil selama perjalanan, maka berkendaralah dengan tidak melebihi batas kecepatan yang di ijinkan.
Demikianlah artikel tentang tips dan cara menghindari pecah ban mobil yang bisa ombro sampaikan, semoga bisa bermanfaat.
Daftar isi