3 Penyebab radiator berlumpur
Radiator merupakan komponen mesin yang berfungsi untuk mendinginkan suhu pada air / cairan pendingin mesin. Oleh karena fungsinya yang juga penting pada sistem pendingin mesin, maka perawatan radiator menjadi kunci agar mesin dapat terus bekerja pada suhu kerja normal dan terhindar dari kerusakan akibat overheat.
Salah satu masalah yang kerap menjangkiti radiator adalah lumpur. Ya, kerap kali di dalam radiator dan seluruh saluran pendingin mesin terdapat lumpur. Bahkan, tak jarang banyak mesin overheat akibat radiatornya tersumbat oleh lumpur-lumpur ini.
Lantas, apa sih yang menjadi penyebab radiator berlumpur ini? Berikut akan ombro bagikan informasi tentang 3 penyebab radiator berlumpur yang umum terjadi pada radiator mobil.
Air keran biasa memang kerap digunakan sebagai cairan pendingin pada radiator. Selain lebih hemat, umumnya juga banyak tersedia dimana-mana. Namun, penggunaan air keran biasa sebagai cairan pendingin mesin ini sebenarnya kurang cocok, apalagi jika menggunakan air tanah di wilayah dekat pantai yang kadar asam dan garamnya tinggi.
Seperti yang sudah pernah ombro ulas sebelumnya pada postingan tentang perbedaan air keran biasa dengan coolant radiator, bahwa air keran, memiliki kandungan zat-zat yang cenderung lebih mudah menimbulkan karat. Karat di dalam saluran pendingin inilah yang akhirnya akan larut bersama cairan pendingin dan berubah menjadi lumpur.
Selain itu, titik didih air keran yang maksimalnya hanya 100 derajat celcius, tentunya akan semakin mempercepat proses pembentukan kotoran serta lumpur di dalam saluran sistem pendingin.
Akibatnya, kotoran yang tercipta selama proses pendinginan mesin berlangsung akan mengalir dan terbawa sehingga berkumpul di radiator dan radiator akan dipenuhi oleh lumpur.
Menggunakan coolant radiator sebagai cairan pendingin mesin memang merupakan pilihan yang paling baik. Namun begitu, banyaknya jumlah merek dan jenis coolant radiator juga menuntut kita untuk lebih berhati-hati dalam memilih coolant tersebut.
Ya, coolant radiator merupakan cairan yang memang sudah di formulasikan khusus untuk digunakan sebagai cairan pendingin mesin sehingga kemampuannya juga sudah ditingkatkan dibanding dengan air keran biasa.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih coolant yang cocok tentu saja harus mempertimbangkan beberapa hal, salah satunya yang paling penting adalah dengan mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan oleh pihak pabrikan mobil.
Hal ini bukan tanpa alasan, meskipun terlihat sama, blok pada mesin mobil ada yang menggunakan besi campuran dan ada pula yang menggunakan bahan alumunium alloy. Cairan kimia yang ada dalam coolant radiator tentunya akan memberikan efek bagi kedua jenis logam bahan pembuat blok mesin tersebut, terlebih selama mesin berkerja dan megngeluarkan panasnya.
Oleh karenanya, kesalahan dalam memilih coolant radiator bisa berdampak munculnya lumpur dalam saluran sistem pendingin.
Baca juga :
Penyebab radiator berlumpur yang terakhir ombro ketahui adalah akibat air radiator tidak pernah diganti. Umumnya, cairan pendingin coolant radiator diganti setiap jarak tempuh kendaraan sudah mencapai 40.000 km atau sekitar 24 bulan (2 tahun).
Namun begitu, sebagus apapun coolant radiator yang digunakan, jika sudah melewati masa dan waktu pakai yang sangat lama dan tidak pernah diganti, maka coolant radiator juga akan mengalami titik jenuh.
Ketika coolant di dalam saluran sistem pendingin ini sudah masuk titik jenuh, biasanya akan ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada coolant.
Coolant yang semula bening dan berwarna (merah, hijau,biru, dll), jika sudah melewatai masa penggantiannya, maka semua akan berubah menjadi warna coklat keruh. Selain itu, pada cairannya mulai tampak bintik lumpur saat cairan ini mengalir.
Semakin lama air radiator ini tidak diganti, maka akan semakin banyak pua lumpur yang akan mengedap di raditaor sehingga bisa menyebabkan radiator tersumbat dan membuat mesin menjadi overheat.
Demikianlah artikel tentang 3 penyebab radiator berlumpur yang bisa ombro sampaikan, semoga bisa bermanfaat.
Salah satu masalah yang kerap menjangkiti radiator adalah lumpur. Ya, kerap kali di dalam radiator dan seluruh saluran pendingin mesin terdapat lumpur. Bahkan, tak jarang banyak mesin overheat akibat radiatornya tersumbat oleh lumpur-lumpur ini.
Lantas, apa sih yang menjadi penyebab radiator berlumpur ini? Berikut akan ombro bagikan informasi tentang 3 penyebab radiator berlumpur yang umum terjadi pada radiator mobil.
1. Menggunakan air keran biasa
Air keran biasa memang kerap digunakan sebagai cairan pendingin pada radiator. Selain lebih hemat, umumnya juga banyak tersedia dimana-mana. Namun, penggunaan air keran biasa sebagai cairan pendingin mesin ini sebenarnya kurang cocok, apalagi jika menggunakan air tanah di wilayah dekat pantai yang kadar asam dan garamnya tinggi.
Seperti yang sudah pernah ombro ulas sebelumnya pada postingan tentang perbedaan air keran biasa dengan coolant radiator, bahwa air keran, memiliki kandungan zat-zat yang cenderung lebih mudah menimbulkan karat. Karat di dalam saluran pendingin inilah yang akhirnya akan larut bersama cairan pendingin dan berubah menjadi lumpur.
Selain itu, titik didih air keran yang maksimalnya hanya 100 derajat celcius, tentunya akan semakin mempercepat proses pembentukan kotoran serta lumpur di dalam saluran sistem pendingin.
Akibatnya, kotoran yang tercipta selama proses pendinginan mesin berlangsung akan mengalir dan terbawa sehingga berkumpul di radiator dan radiator akan dipenuhi oleh lumpur.
2. Menggunakan coolant yang tidak sesuai
Menggunakan coolant radiator sebagai cairan pendingin mesin memang merupakan pilihan yang paling baik. Namun begitu, banyaknya jumlah merek dan jenis coolant radiator juga menuntut kita untuk lebih berhati-hati dalam memilih coolant tersebut.
Ya, coolant radiator merupakan cairan yang memang sudah di formulasikan khusus untuk digunakan sebagai cairan pendingin mesin sehingga kemampuannya juga sudah ditingkatkan dibanding dengan air keran biasa.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih coolant yang cocok tentu saja harus mempertimbangkan beberapa hal, salah satunya yang paling penting adalah dengan mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan oleh pihak pabrikan mobil.
Hal ini bukan tanpa alasan, meskipun terlihat sama, blok pada mesin mobil ada yang menggunakan besi campuran dan ada pula yang menggunakan bahan alumunium alloy. Cairan kimia yang ada dalam coolant radiator tentunya akan memberikan efek bagi kedua jenis logam bahan pembuat blok mesin tersebut, terlebih selama mesin berkerja dan megngeluarkan panasnya.
Oleh karenanya, kesalahan dalam memilih coolant radiator bisa berdampak munculnya lumpur dalam saluran sistem pendingin.
Baca juga :
- Ciri-ciri radiator tersumbat
- Penyebab sirkulasi air radiator tidak jalan
- Ciri-ciri radiator normal kerjanya
3. Air radiator tidak pernah diganti
Penyebab radiator berlumpur yang terakhir ombro ketahui adalah akibat air radiator tidak pernah diganti. Umumnya, cairan pendingin coolant radiator diganti setiap jarak tempuh kendaraan sudah mencapai 40.000 km atau sekitar 24 bulan (2 tahun).
Namun begitu, sebagus apapun coolant radiator yang digunakan, jika sudah melewati masa dan waktu pakai yang sangat lama dan tidak pernah diganti, maka coolant radiator juga akan mengalami titik jenuh.
Ketika coolant di dalam saluran sistem pendingin ini sudah masuk titik jenuh, biasanya akan ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada coolant.
Coolant yang semula bening dan berwarna (merah, hijau,biru, dll), jika sudah melewatai masa penggantiannya, maka semua akan berubah menjadi warna coklat keruh. Selain itu, pada cairannya mulai tampak bintik lumpur saat cairan ini mengalir.
Semakin lama air radiator ini tidak diganti, maka akan semakin banyak pua lumpur yang akan mengedap di raditaor sehingga bisa menyebabkan radiator tersumbat dan membuat mesin menjadi overheat.
Demikianlah artikel tentang 3 penyebab radiator berlumpur yang bisa ombro sampaikan, semoga bisa bermanfaat.
Daftar isi