Fungsi radiator tester dan cara menggunakannya - OMBRO

Fungsi radiator tester dan cara menggunakannya

Radiator tester merupakan salah satu dari sekian banyak alat servis kendaraan yang masuk ke dalam golongan special service tool. Ya, radiator tester ini tidak hanya digunakan untuk mengetes kebocoran air di radiator saja, melainkan untuk seluruh saluran air di sistem pendingin mesin.

Radiator tester umumnya terdiri dari beberapa bagian terpisah, ada yang berfungsi sebagai pompa berikut dengan pressure gauge yang memiliki skala ukur tekanan (dengan satuan bar atau kgf/cm2), dan ada yang berfungsi sebagai adapter dan adapter hose untuk dipasangkan ke radiator.

Perhatikan contoh radiator tester beserta bagian-bagiannya pada gambar dibawah ini

fungsi radiator tester

Untuk bagian adapter dan adapter hose, umumnya dapat diganti ganti dengan ukuran yang berbeda. Ukurannya mengikuti dari model dan ukuran tutup radiator yang digunakan.

Prinsip yang digunakan pada radiator tester ini adalah untuk membangkitkan tekanan udara pada saluran sistem air pendingin mesin dengan cara memompa bagian pompa dari radiator tester. Jika ada kebocoran air, tekanan di dalam saluran ini akan mendesak air pendingin keluar melalui bagian yang rusak tersebut.

Lantas apa sih fungsi dari radiator tester ini? Pada artikel kali ini, Ombro akan berbagi info tentang 3 fungsi radiator tester yang umum dilakukan di bengkel-bengkel mobil. Berikut 3 fungsi radiator tester...



I. Memeriksa sistem pendingin air dari kebocoran


Memeriksa sistem pendingin air

Fungsi radiator tester yang pertama adalah untuk memeriksa sistem pendingin air pada mesin dari kebocoran. Ya, radiator tester digunakan untuk memberikan tekanan udara di seluruh saluran sistem pendingin, mulai dari radiator, selang radiator, pipa air (waterpipe), bypass hose hingga ke dalam water jacket pada silinder head dan blok mesin.

Jika pada sistem pendingin mesin terjadi kebocoran, maka tekanan yang diberikan dari radiator tester ini akan menekan air pendingin sehingga air pendingin akan keluar, merembes, atau mancur melalui komponen yang mengalami kebocoran.

Dengan begitu, maka kita akan mudah untuk menemukan komponen sistem pendingin yang mengalami kerusakan dan perlu diperbaiki atau bahkan diganti dengan yang baru.

Penggunaan radiator tester yang difungsikan untuk memeriksa sistem pendingin air dari kebocoran memiliki cara yang cukup mudah.

Berikut cara menggunakan radiator tester untuk memeriksa sistem pendingin air pada mesin.

  1. Siapkan radiator tester beserta dengan hose adapter yang sesuai dengan tutup radiator mobil
  2. Buka tutup radiator di mobil, lalu pasang radiator tester tepat pada lubang tutup radiator
  3. Pompa radiator tester sesuai dengan tekanan pada tutup radiator (misalkan pada tutup radiator tertera 0.9 bar, maka berikan tekanan hingga 0.9 bar).
  4. Biarkan radiator tester selama 5 sampai 10 menit dan perhatikan jarum pada skala ukur tekanan yang ada di radiator tester.
  5. Jika jarum pada skala ukur radiator tester tidak bergerak turun, maka pada sistem pendingin mesin tidak terdapat kebocoran air pendingin.
  6. Jika jarum pada skala ukur radiator tester bergerak turun secara perlahan, hal ini menandakan telah terjadi kebocoran pada sistem pendingin.
  7. Ulangi langkah diatas sambil memeriksa komponen sistem pendingin bagian mana yang mengalami kebocoran air.



II. Memeriksa kondisi tutup radiator


alat yang digunakan untuk mengetes tutup radiator

memeriksa tutup radiator

Fungsi radiator tester yang kedua adalah untuk memeriksa fungsi dan kondisi tutup radiator. Ya, radiator tester adalah alat yang digunakan untuk mengetes tutup radiator. Tujuan dari pemeriksaan tutup radiator ini adalah untuk memastikan fungsi dan kerja dari pressure valve serta kemampuan karet pada pressure valve dalam mencegah kebocoran air pendingin.

Seperti misalnya, ketika kita mengetahui bahwa tekanan tutup radiator adalah 1.3 bar. Saat dilakukan pemeriksaan, ternyata pada saat tekanan baru mencapai 1.0 bar, katup sudah terbuka. Hal ini menandakan bahwa spring pada tutup radiator sudah lemah dan tutup radiator sudah perlu diganti dengan yang baru.

Berikut cara menggunakan radiator tester untuk memeriksa tutup radiator

  1. Siapkan radiator tester beserta adapter dan tutup radiator
  2. Pasang tutup radiator pada radiator tester
  3. Pompa radiator tester hingga tekanannya berada 2 sampai 3 tingkat diatas tekanan standar tutup radiator
  4. Perhatikan pada jarum skala, jika tekanan bocor dan jarum skala kembali turun saat dipompa, berarti tutup radiator sudah tidak berfungsi dengan normal dan perlu diganti. Jika jarum skala tidak turun, tutup radiator dalam kondisi bagus.


Baca juga :



III. Memeriksa kebocoran kompresi pada saluran pendingin


Fungsi radiator tester yang terakhir Ombro ketahui adalah untuk memeriksa kebocoran kompresi pada saluran pendingin. Ya, kebocoran kompresi bisa saja terjadi pada saluran pendingin, khususnya pada bagian sambungan antara silinder head dengan silinder blok tepat dibagian gasket silinder head.

Kebocoran kompresi pada saluran air pendingin ini bisa menyebabkan mesin mobil menjadi overheat, ciri khususnya adalah saat reservoir tank radiator selalu penuh air dan pada radiator kerap muncul gelembung air yang disertai minyak dari oli mesin.

Dengan menggunakan radiator tester ini, kita bisa memastikan apakah telah terjadi kebocoran kompresi pada mesin sehingga menyebabkan mesin overheat.

Berikut cara menggunakan radiator tester untuk memeriksa kebocoran kompresi pada saluran pendingin

  1. Siapkan radiator tester beserta dengan hose adapter yang sesuai dengan tutup radiator mobil
  2. Buka tutup radiator di mobil, lalu pasang radiator tester tepat pada lubang tutup radiator
  3. Pompa radiator tester dengan nilai tekanan sebesar separuh nilai tutup radiator (misalkan pada tutup radiator tertera 0.9 bar, maka berikan tekanan hingga 0.45 bar).
  4. Biarkan radiator tester tetap pada posisinya.
  5. Starter dan hidupkan mesin mobil
  6. Perhatikan jarum pada skala ukur tekanan yang ada di radiator tester
  7. Jika jarum skala tiba-tiba melonjak naik saat mesin dihidupkan, kondisi ini menandakan bahwa telah terjadi kebocoran kompresi pada sistem pendingin mesin.
  8. Jika jarum skala naiknya secara perlahan (akibat kenaikan suhu mesin), maka hal ini menandakan bahwa tidak terjadi kebocoran kompresi pada sistem pendingin mesin.

Demikianlah artikel tentang 3 fungsi radiator tester yang bisa Ombro sampaikan, semoga bisa bermanfaat

Daftar isi
    SHARE