5 Kekurangan mobil penggerak roda belakang - OMBRO

5 Kekurangan mobil penggerak roda belakang

Mobil penggerak roda belakang memang sudah terkenal dan populer digunakan di banyak wilayah bahkan hingga saat ini. Sebut saja mobil sejuta umat, Toyota Avanza atau Daihatsu Xenia. Kedua tipe mobil tersebut merupakan mobil penggerak roda belakang yang cukup sukses dan laris dalam membukukan angka penjualan mobil tertinggi di Indonesia.

Keberhasilan tersebut salah satunya didukung oleh performa penggerak roda belakang yang memang memiliki kelebihan terutama untuk menanjak di tanjakan curam ataupun untuk mengangkut beban yang lebih berat. Baca : 6 kelebihan mobil penggerak roda belakang.

kekurangan mobil penggerak roda belakang

Ya, meskipun mobil penggerak roda belakang memiliki cukup banyak kelebihan, namun ia juga memiliki cukup banyak kekurangan. Apa saja kekurangan yang dimiliki oleh mobil penggerak roda belakang ? Simak informasi tentang 5 kekurangan mobil penggerak roda belakang dibawah berikut ini.


1. Memiliki bobot yang lebih berat


Kekurangan mobil penggerak roda belakang yang pertama adalah mobil penggerak roda belakang kerap memiliki bobot yang lebih berat. Hal ini disebabkan karena mobil penggerak roda belakang memiliki komponen drive train yang cukup berat seperti contohnya, propeller shaft, gardan, dan poros as roda .

Meskipun konstruksi mesin dan drive train terlihat sederhana, namun mobil penggerak roda belakang membutuhkan lebih banyak komponen, baik yang berfungsi sebagai drive trainnya itu sendiri atau sebagai pendukung (support).

Semua komponen tersebut tentu harus diikatkan pada chassis mobil atau penopang tambahan yang kuat agar tidak mudah bergeser. Adanya komponen penambahan tersebut tentu juga menambah bobot mobil secara signifikan.


2. Akselerasi sedikit lebih lambat


Kekurangan mobil penggerak roda belakang selanjutnya adalah akselerasi mobil penggerak roda belakang ini sedikit lebih lambat jika dibandingkan dengan mobil penggerak roda depan (perbandingan pada tipe mobil yang sama ya).

Hal ini disebabkan karena jarak yang dibutuhkan untuk menyalurkan tenaga mesin terlalu jauh jika dibandingkan dengan mobil penggerak roda depan. Selain itu beban mesin juga bertambah ketika ia harus memutar poros gardan/differential yang umumnya sudah memiliki bobot komponen yang cukup berat.

Kondisi ini mengakibatkan akselerasi pada mobil penggerak roda belakang menjadi sedikit lebih lambat dan kurang responsif.


3. Konsumsi bahan bakar sedikit lebih boros


Kekurangan mobil penggerak roda belakang berikutnya adalah konsumsi bahan bakar sedikit lebih boros. Hal ini disebabkan karena berat mobil bertambah akibat komponen drive train serta terjadinya loss power (pengurangan tenaga mesin) akibat jarak dan beban yang diputar mesin untuk menggerakkan roda belakang.

Kedua hal tersebut tentu menyebabkan mesin membutuhkan tenaga yang lebih banyak agar mobil bisa bergerak sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan. Saat mesin membutuhkan tenaga yang lebih besar ini artinya, mesin juga membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak.

Baca juga :


4. Ruang kaki pada kabin penumpang sedikit sempit


Kekurangan mobil penggerak roda belakang yang selanjutnya adalah ruang kaki pada kabin penumpang akan terasa lebih sempit dibandingkan dengan mobil penggerak roda depan.

Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada mobil penggerak roda belakang berkelas sedan dan sebagian MPV seperti toyota avanza. Hal ini disebabkan karena adanya "terowongan" pada bagian bawah kabin, berfungsi sebagai tempat meletakkan poros propeller shaft yang berfungsi agar tenaga mesin dapat disalurkan ke gardan dan roda.

Selain itu, kabin penumpang bagian belakang (atau bagasi pada mobil sedan) umumnya juga lebih sempit akibat lantai bagian bawah dibuat lebih tinggi guna mengakomodasi peletakan gardan (differensial).


5. Cenderung Oversteer saat menikung


Kekurangan mobil penggerak roda belakang yang terakhir Ombro ketahui adalah mobil penggerak roda belakang memiliki kecenderungan oversteer saat menikung. Oversteer sendiri adalah kondisi dimana bodi belakang (buritan) mobil terbuang akibat putaran yang berlebihan pada roda belakang sehingga membuat mobil cenderung melintir.

Putaran berlebihan ini terjadi akibat ban belakang yang terus menyalurkan tenaga mesin guna memutar roda agar mobil dapat terus melaju, akibatnya ban belakang akan cenderung mendorong bodi belakang terus kearah luar dan tidak mengikuti arah laju roda depan yang sudah membelok.
Daftar isi
    SHARE