10 Komponen sistem pelumasan, fungsi, dan cara kerja sistem pelumasan - OMBRO

10 Komponen sistem pelumasan, fungsi, dan cara kerja sistem pelumasan

Sistem pelumasan pada mesin mobil memiliki peran penting untuk menjaga keawetan dan ketahanan komponen-komponen di dalam mesin. Apalagi bagi komponen mesin yang memiliki beban gesekan yang sangat besar, seperti contohnya main bearing, conrod bearing, ring piston, piston, silinder, dan lain-lain. Tanpa sistem pelumas yang baik maka komponen-komponen tersebut akan cepat rusak.

Seperti kita ketahui bahwa ada 5 fungsi oli mesin yang penting bagi mesin yaitu sebagai pelumas, pembersih, penyerap panas, penutup celah, dan pencegah karat. Untuk lebih lengkapnya tentang fungsi oli mesin, anda bisa membacanya pada artikel "mengenal fungsi oli mesin".

Oli mesin akan mencegah seluruh komponen dari kerusakan akibat panas seperti mengembang dan macet. Oleh karena itulah dibutuhkan sebuah sistem pelumas mesin yang dapat menjangkau seluruh bagian mesin agar komponen-komponen mesin tersebut terhindar dari kerusakan. Baca: Ganti Oli Mobil Berapa Km ? Ini Acuannya

Nah, pada artikel berikut ini akan kami jelaskan tentang komponen-komponen sistem pelumasan , fungsi dan cara kerja sistem pelumasan itu sendiri.



I. Komponen sistem pelumasan


Komponen sistem pelumasan pada setiap mesin mobil bisa berbeda-beda. Ini sangat tergantung dari konstruksi maupun tipe mesin yang digunakan. Namun umumnya, mereka memiliki beberapa kesamaan fungsi dan cara kerja. Berikut adalah 10 komponen sistem pelumasan dan fungsinya yang umum ditemui di dalam mesin mobil.

komponen sistem pelumasan dan cara kerjanya

1. Oil Pan (Karter oli, bak penampungan oli)

Komponen sistem pelumasan yang pertama adalah oil pan atau kerap disebut karter oli atau bak penampungan oli. Fungsi oil pan adalah sebagai bak tempat menampung oli mesin. Oli mesin yang digunakan untuk melumasi seluruh mesin akan di tampung di oil pan ini dan kemudian akan dihisap kembali oleh pompa oli untuk disirkulasikan kembali kedalam mesin.

Selain untuk menampung oli mesin, oil pan juga memiliki dua fungsi lainya yaitu sebagai tempat saluran pembuangan oli mesin dan sebagai tempat untuk menjaga kelancaran sirkulasi oli mesin di berbagai kondisi permukaan jalan. Untuk lebih lengkapnya tentang fungsi oil pan ini silahkan baca pada artikel Fungsi oil pan yang sudah pernah Ombro posting sebelumnya


2. Oil Strainer (Saringan oli kasar)

Komponen sistem pelumasan yang kedua adalah oil strainer (saringan oli kasar). Fungsi oil strainer pada sistem pelumasan adalah untuk menyaring oli mesin pertama kalinya dari benda-benda yang berukuran cukup besar (kasar) yang ada di dalam oli mesin pada bak penampungan oli.

Penyaringan ini bertujuan agar kotoran-kotoran tersebut tidak masuk dan terhisap oleh pompa oli yang dapat menyebabkan kerusakan pada pompa oli tersebut.


3. Oil Pump (Pompa oli)

Komponen sistem pelumasan yang ketiga adalah Oil pump (Pompa oli). Fungsi oil pump adalah untuk menciptakan tekanan pada oli mesin dengan cara menghisap oli mesin dari oil pan untuk kemudian dipompa ke seluruh bagian mesin.

Oli mesin yang sudah dipompa oleh oil pump menjadi bertekanan sehingga dapat mengalir keseluruh jalur sistem pelumasan mesin. Dengan adanya oil pump, maka oli mesin dapat dengan mudah bersirkulasi ke seluruh bagian mesin yang membutuhkan pelumasan.


4. Oil Pressure Regulator (Relieve valve)

Komponen sistem pelumasan yang ke empat adalah oil pressure regulator (relieve valve). Fungsi oil pressure regulator adalah untuk mengatur tekanan oli mesin agar tetap konstan dan stabil meskipun putaran mesin berubah-ubah.

Saat mesin berputar pada rpm tinggi, pompa oli juga akan ikut berputar lebih cepat. Hal ini akan meningkatkan tekanan oli di dalam saluran oli. Dengan adanya oil pressure regulator, tekanan oli yang berlebihan akibat putaran pompa yang cepat karena mengikuti putaran mesin, dapat dikurangi dengan cara membuka saluran pada relieve valve.

Oli yang keluar dari relieve valve ini kemudian akan kembali ditampung oleh oil pan (bak penampungan oli). Oil pressure regulator kerap di temukan menyatu dengan bodi oil pump.


5. Oil Cooler (Pendingin suhu oli mesin)

Komponen sistem pelumasan yang ke lima adalah oil cooler (pendingin suhu oli mesin). Fungsi oil cooler adalah untuk mendinginkan suhu oil mesin sebelum dialirkan ke dalam blok mesin. Dengan adanya penurunan suhu pada oli mesin, hal ini akan membuat fungsi pendinginan pada oli mesin menjadi lebih maksimal.

Saat ini ada dua model oil cooler yang umum digunakan. Oil cooler dengan pendinginan udara dan oil cooler dengan pendinginan air pendingin mesin. Untuk oil cooler berpendingin udara, anda dapat melihat contohnya pada mobil L300, dan untuk pendingin air ada pada truk Canter.


6. Filter Oli (Saringan oli halus)

Komponen sistem pelumasan yang ke enam adalah filter oli (saringan oli halus). Fungsi filter oli adalah untuk menyaring oli mesin dari kotoran yang lebih halus sebelum oli tersebut di sirkulasikan ke seluruh sistem pelumasan mesin.

Umumnya, posisi filter oli ini diletakkan tepat dibagian silinder blok, yaitu pada saluran masuk oil main gallery atau jika menggunakan oil cooler, maka filter oli diletakkan sebelum oil cooler berada

Filter oli untuk mesin mobil ini ada beberapa model, silahkan baca lebih lanjut tentang filter oli ini pada artikel mengenal manfaat dan fungsi filter oli yang sudah pernah di terbitkan sebelumnya.


7. Oil Main Gallery

Komponen sistem pelumasan yang ke tujuh adalah oil main gallery. Oil main gallery merupakan saluran-saluran yang terdapat di dalam blok mesin. Fungsi oil main gallery adalah sebagai tempat saluran oli mesin yang akan dialirkan.

Saluran-saluran oli ini mengarah ke masing-masing komponen mesin yang perlu dilumasi, seperti contohnya untuk main bearing, con rod bearing, dinding silinder, dan lain-lain. Selain itu, oil main gallery ini juga terhubung dengan cylinder head yang akan mengalirkan oli ke camshaft dan rocker arm.


8. Oil Jet

Komponen sistem pelumasan yang ke delapan adalah oil jet. Fungsi oil jet adalah untuk menyemburkan oli bertekanan ke piston pin dan dinding silinder sehingga gerakan piston menjadi lebih halus dan lancar. Baca: 5 Fungsi Piston Pada Mesin Mobil. Posisi oil jet umumnya diletakkan pada bagian bawah blok mesin dekat dengan poros engkol.


9. Oil Pressure Switch

Komponen sistem pelumasan yang ke sembilan adalah oil pressure switch. Fungsi oil pressure switch adalah sebagai saklar untuk mematikan atau menghidupkan lampu indikator oli mesin yang ada di dashboard mobil. Dengan begitu, pengemudi bisa mengetahui apakah oli mesin mengalir dengan baik atau tidak di dalam mesin.

Oil pressure switch akan memantau aliran dan tekanan oli dalam saluran oil main gallery. Jika tekanan oli berkurang atau tidak ada (oli tidak mengalir), maka oil pressure switch ini akan membuat lampu indikator oli di dashboard pengemudi menyala.


10. Engine Oil (Oli mesin).

Komponen sistem pelumasan yang ke sepuluh, atau yang paling akhir adalah oli mesin. Tanpa adaya oli mesin, seluruh komponen pada sistem pelumasan diatas tidak akan bisa berfungsi dengan baik. Oli mesin menjadi komponen utama bagi mesin agar seluruh sistem pelumasan bisa berfungsi dengan baik dan sempurna.



II. Cara kerja sistem pelumasan mesin


Cara kerja sistem pelumasan umumnya sama dan berulang, yaitu memanfaatkan oli mesin yang disirkulasikan ke seluruh saluran pada sistem pelumasan. Setelah oli mesin melumasi komponen mesin, maka oli akan kembali ke dalam bak penampungan oli untuk kemudian disaring dan disirkulasikan kembali. Berikut adalah cara kerja sistem pelumasan mesin mobil.

  1. Saat mesin mati, semua oli mesin yang ada akan ditampung di dalam oil pan. Sebagian kecil lainnya ada yang tertahan di dalam main gallery, oil cooler, filter oli dan oil pump.
  2. Setelah mesin distarter dan hidup, maka mesin akan memutar pompa oli. Akibatnya, oli mesin mulai dihisap masuk ke dalam pompa oli melalui oil strainer. Oil strainer akan menyaring oli yang masuk pertama kali dari kotoran-kotoran kasar dalam bak penampungan oli sehingga pompa oli terhindar dari kerusakan.
  3. Selanjutnya, Pompa oli akan memompa oli mesin dan mendorongnya menuju keseluruh saluran sistem pelumasan. Akibatnya tekanan oli akan meningkat. Semakin kencang putaran mesin, maka tekanan oli akan semakin besar.
  4. Untuk mencegah kelebihan tekanan oli akibat putaran mesin yang tinggi, maka oil pressure regulator akan membatasi tekanan yang dihasilkan pompa oli. Ketika tekanan berlebih, relieve valve akan terbuka untuk menurunkan tekanan oli dan mengembalikan oli yang berlebih kembali ke dalam oil pan.
  5. Oli mesin akan masuk ke dalam filter oli (saringan halus) untuk menyaring oli mesin dari kotoran-kotoran yang lebih halus (kecil). Dengan begitu, maka oli mesin yang bersih bisa dialirkan menuju ke oil cooler.
  6. Di dalam oil cooler, oli mesin akan didinginkan suhunya terlebih dahulu. Prosesnya ada yang menggunakan air radiator ataupun langsung dengan udara. Setelah suhu oli di dinginkan, selanjutnya oli mesin akan dialirkan kembali menuju main gallery silinder blok.
  7. Di dalam main gallery silinder blok, oli akan disalurkan menuju crankshaft pin dan crankshaft jurnal, selain itu oli mesin ada juga yang disemprotkan ke pin piston melalui oil jet. Selanjutnya, sebagian oli mesin ada yang dialirkan ke silinder head untuk melumasi bagian camshaft dan rocker arm.
  8. Setelah semua bagian dalam mesin sudah mendapatkan pelumasan, oli mesin akan mengalir kembali ke dalam oil pan untuk kemudian kembali disirkulasikan keseluruh komponen sistem pelumasan mesin.
  9. Untuk mengetahui kondisi aliran oli mesin di dalam mesin, pengemudi bisa mengetahuinya melalui lampu indikator oli mesin yang sinyalnya didapat dari oil pressure switch. Ketika mesin mati, lampu indikator oli mesin akan menyala, kemudian setelah mesin hidup dan oli sudah mengalir, maka lampu indikator oli mesin akan padam.

Demikianlah siklus dan cara kerja sistem pelumasan mesin mobil akan berlangsung berulang-ulang seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Daftar isi
    SHARE