3 Kriteria mobil yang cocok menggunakan spring buffer
Banyak pro dan kontra terkait penggunaan spring buffer di mobil. Pasalnya, spring buffer ini berfungsi layaknya ganjal per karena posisinya yang memang mengganjal disela-sela pegas koil (coil spring). Selain itu, pemasangan spring buffer yang menggunakan kabel ties juga membuatnya terkesan kurang kuat sehingga ada kemungkinan bisa lepas dan spring buffernya hilang.
Namun begitu, banyak pula orang-orang yang sudah merasakan manfaat positif setelah menambahkan komponen spring buffer ini pada suspensi kendaraannya. Mereka mengklaim jika mobil menjadi lebih stabil pada kecepatan tinggi, tidak limbung saat menikung, hingga suspensi yang menjadi lebih nyaman.
Ya, spring buffer merupakan salah satu prooduk after market yang sama seperti produk after market otomotif lainnya sehingga kerap menimbulkan pro dan kontra. Terkait fungsi dan manfaatnya, tentunya akan ada nilai plus dan minusnya. Nilai plus akan dirasakan oleh orang yang langsung merasakan manfaatnya secara postif, begitu pula nilai negatif.
Pada postingan Fungsi spring buffer, manfaat dan kekurangannya pada suspensi mobil, Ombro sudah menjelaskan secara lengkap tentang kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan spring buffer. Namun begitu, ada beberapa kriteria yang perlu diketahui agar penggunaan spring buffer ini bisa memberikan manfaat positif bagi penggunanya.
Nah, diartikel berikut ini, ombro akan kembali berbagi informasi seputar spring buffer yaitu tentang kriteria mobil yang cocok menggunakan spring buffer. Apa saja kriterianya, simak info lengkapnya dibawah berikut ini.
1. Sudah menggunakan velg dan ban yang lebih besar dari standarnya
Kriteria pertama mobil yang cocok untuk menggunakan spring buffer adalah untuk mobil yang sudah menggunakan velg dan ban yang lebih besar dari standarnya tapi tanpa mengubah suspensi bawaannya.
Biasanya, modifikasi velg dan ban yang lebih besar akan menimbulkan masalah "gesrot" di fender bagian dalam yang muncul saat melewati jalan bergelombang atau saat muatan penuh penumpang. Masalah ini timbul akibat jarak main antara ban dengan velg berkurang.
Solusi untuk mencegah ban gesrot ke fender yang paling mudah dan cepat adalah dengan menggunakan spring buffer. Spring buffer akan mengurangi jarak main coil spring sehingga mencegah ban mentok ke fender. Memang ada cara lainnya, namun biasanya butuh waktu dan biaya lebih banyak untuk menemukan jenis dan tipe suspensi yang paling pas agar ban yang sudah dimodif ini tidak kembali gesrot.
2. Mobil sudah punya penyakit bawaan pada suspensi
Bisa dibilang kalau setiap mobil yang diproduksi, umumnya selalu memiliki kelemahan dan penyakit bawaan. Ada kelemahan yang sifatnya minor sehingga bisa diabaikan dan ada pula kelemahan yang sifatnya major sehingga perlu dilakukan Recall.
Nah, salah satu kriteria mobil yang cocok menggunakan spring buffer ini adalah mobil yang sudah punya penyakit bawaan khususnya di bagian suspensi. Contohnya, suspensi terlalu empuk yang pernah terjadi pada mobil T**yota Kaliya generasi awal karena sempat mengalami suspensi ambles saat dimuat full penumpang. Atau pada mobil Mits*bishi Ekspand*r yang kerap mengalami masalah shock belakang rembes.
Salah satu solusi untuk mengatasi suspensi yang terlalu empuk dan shock yang mudah rembes tersebut adalah dengan menggunakan spring buffer. Spring buffer akan mengurangi jarak main coil spring sehingga suspensi tidak ambles sekaligus mengurangi beban shock absorber sehingga shock absorber tidak mudah rembes.
Baca juga:3. Mobil SUV tinggi yang lebih banyak ngebut di jalan rata
Kriteria mobil yang cocok untuk menggunakan spring buffer berikutnya adalah mobil-mobil SUV berbadan tinggi yang penggunaannya lebih banyak ngebut dijalan rata aspal atau beton. Contohnya Pajero atau Fortuner tipe 4x2. Mobil-mobil tersebut memang diperuntukkan untuk digunakan di jalan bukan off road dan cenderung melaju kencang di jalan aspal dan beton seperti di jalan tol.
Mobil SUV berbadan tinggi cenderung memiliki body roll yang lebih besar dibanding mobil-mobil sedan yang jauh lebih pendek dan ceper. Selain itu, jarak main suspensi yang juga tinggi kerap menambah ayunan di bodi mobil. Oleh karenanya, mobil-mobil SUV berbadan tinggi ini terasa lebih limbung saat menikung dengan kecepatan tinggi.
Untuk mengurangi efek terlalu limbung saat menikung dengan kecepatan tinggi, maka pengggunaan spring buffer bisa menjadi solusi termudah yang cepat dalam pengaplikasiannya.
Kalau mobilnya jenis SUV 4x4 dan penggunaannya lebih banyak di jalan off road (area pertambangan dan perkebunan), maka penggunaan spring buffer ini kurang tepat. Selain boros karena cepat rusak atau hilang, jalan off road membutuhkan suspensi yang tangguh sekaligus empuk guna mempertahankan kenyamaan selama berkendara.
Selain ketiga kriteria mobil diatas, spring buffer bisa saja tetap digunakan. Tapi perlu diingat, spring buffer ini perannya hanya membantu kinerja suspensi saja dan tidak menggantikan peran dari komponen suspensi yang ada di mobil.
Jadi, kalau ada komponen suspensi mobil yang rusak, maka sebaiknya ganti terlebih dahulu komponen yang rusak tersebut barulah tambahkan spring buffer untuk memenuhi kenyamanan Anda dalam berkendara. Demikianlah artikel tentang tiga kriteria mobil yang cocok menggunakan spring buffer ini bisa Ombro sampaikan semoga bisa bermanfaat.