Jenis Grease dan Fungsinya Pada Kendaraan
Grease, atau yang lebih dikenal dengan sebutan stempet atau gemuk adalah produk dispersi solid atau semifluida dari thickening agent yang di campur dengan pelumas cair.
Pada kebutuhan yang berbeda, beberapa bahan lain (additive) ditambahkan untuk mengubah sifat pelumas menjadi grease yang di inginkan. Oleh karenanya, sering kali kita temukan grease ini berbentuk seperti gel atau berupa cairan yang sangat kental dan licin.
Berdasarkan informasi dari beberapa sumber, grease di klasifikasikan menjadi 2 macam yaitu, berdasarkan bahan pembuat (thickener) dan klasifikasi berdasarkan kekentalan (viscosity).
Jika diklasifikasikan menurut bahan pembuatnya, setidaknya terdapat 9 bahan pembentuk grease, yaitu Sodium soap base, Calcium soap base, Lithium Soap base, Clay base, Complex soap base, Calcium complex, Aluminium complex, Lithium complex, dan Polyurea base.
Sedangkan klasifikasi berdasarkan tingkat kekentalan grease, digunakan klasifikasi angka yang dikeluarkan oleh NLGI (National Lubricating Grease Institute) dimulai dari angka 000 yang berupa cairan hingga angka 6 (very hard) untuk grease yang berbentuk seperti keju batangan.
Perhatikan lebih lengkapnya pada tabel kekentalan Grease menurut NLGI dibawah berikut ini yang kekentalannya dianalogikan seperti kekentalan pada makanan.
Untuk industri otomotif, khususnya mobil, tiga organisasi internasional yang terdiri dari ASTM International, NLGI, dan SAE Internasional sepakat untuk mengeluarkan standard lubrikasi penggunaan grease bernama ASTM D4950 “standard classification and specification for automotive service greases”.
ASTM D4950 ini mengkategorikan grease untuk otomotif menjadi dua jenis yaitu grease untuk chassis dan grease untuk wheel bearing. Grease untuk chassis menggunakan kode L sedangkan grease untuk wheel bearing menggunakan kode G.
Chassis grease memiliki kemampuan untuk tidak berubah terhadap benda yang dilumasinya serta tidak mudah hilang jika tersiram air. Untuk chassis grease ini terbagi lagi menjadi 2 yaitu :
Wheel Bearings Grease ini memiliki daya tahan terhadap gesekan yang kuat, suhu panas yang tinggi, serta tidak mudah terpental disaat bering berputar kencang. Untuk Wheel Bearings Grease terbagi menjadi 3 kategori yaitu
Spesial grease ini dibuat sesuai dengan keperluan dan tujuan yang berbeda-beda, seperti contohnya grease untuk as roda (drive shaft), grease untuk rack and pinion steering, grease untuk seal piston rem, grease untuk sliding pin rem, dan lain-lain.
Hindari menggunakan chassis grease atau wheel bearing grease pada komponen-komponen yang membutuhkan spesial grease karena akibatnya bisa merusak komponen tersebut.
Baca juga :
Umumnya, grease memiliki fungsi untuk melumasi dua benda kerja yang terbuat dari logam dan saling bersinggungan. Namun ternyata, grease ini memiliki banyak fungsi selain dari hanya melumasi benda tersebut, berikut beberapa fungsi grease
Demikianlah artikel tentang jenis grease dan fungsinya pada kendaraan yang bisa ombro sampaikan, semoga bisa bermanfaat.
Pada kebutuhan yang berbeda, beberapa bahan lain (additive) ditambahkan untuk mengubah sifat pelumas menjadi grease yang di inginkan. Oleh karenanya, sering kali kita temukan grease ini berbentuk seperti gel atau berupa cairan yang sangat kental dan licin.
Berdasarkan informasi dari beberapa sumber, grease di klasifikasikan menjadi 2 macam yaitu, berdasarkan bahan pembuat (thickener) dan klasifikasi berdasarkan kekentalan (viscosity).
Jika diklasifikasikan menurut bahan pembuatnya, setidaknya terdapat 9 bahan pembentuk grease, yaitu Sodium soap base, Calcium soap base, Lithium Soap base, Clay base, Complex soap base, Calcium complex, Aluminium complex, Lithium complex, dan Polyurea base.
Sedangkan klasifikasi berdasarkan tingkat kekentalan grease, digunakan klasifikasi angka yang dikeluarkan oleh NLGI (National Lubricating Grease Institute) dimulai dari angka 000 yang berupa cairan hingga angka 6 (very hard) untuk grease yang berbentuk seperti keju batangan.
Perhatikan lebih lengkapnya pada tabel kekentalan Grease menurut NLGI dibawah berikut ini yang kekentalannya dianalogikan seperti kekentalan pada makanan.
NLGI# | Penetration | Consistency | Usage Description |
---|---|---|---|
000 | 445 - 475 | Fluid | Seperti Cooking Oil - Jenis grease paling encer, digunakan untuk roda gigi gear-box |
00 | 400 - 430 | Semi-Fluid | Seperti Apple sauce - Digunakan untuk Gear case lubrication |
0 | 355 - 385 | Very Soft | Seperti Brown Mustard - Untuk pelumasan temperatur rendah dan sistem terpusat |
1 | 310 - 340 | Soft | Seperti Tomato Paste - Untuk bearing needle dan multiple row roller bearing yang digunakan pada temperatur rendah |
2 | 265 - 295 | Normal Grease | Seperti Peanut butter - Untuk Ball dan roller bearing , beban lembut, putaran klas menengah, menggunakan grease gun sebagai alatnya |
3 | 220 - 250 | Firm | Seperti Veg. Shortening - Untuk wheel bearing (bearing roda) yang presisi dan beban putaran tinggi |
4 | 175 - 205 | Very Firm | Seperti Frozen Yogurt - Untuk aplikasi pada speed tinggi beban ringan seperti untuk pelumas rotor |
5 | 130 - 160 | Hard | Seperti Smooth Pate - Digunakan untuk speed tinggi beban sedang , umum dipakai pada mesin peralatan modern |
6 | 85 - 115 | Very Hard | Seperti Cheddar cheese - Pelumasan pada pillow block, umum dipakai ada mesin peralatan modern |
Jenis-jenis grease pada kendaraan
Untuk industri otomotif, khususnya mobil, tiga organisasi internasional yang terdiri dari ASTM International, NLGI, dan SAE Internasional sepakat untuk mengeluarkan standard lubrikasi penggunaan grease bernama ASTM D4950 “standard classification and specification for automotive service greases”.
ASTM D4950 ini mengkategorikan grease untuk otomotif menjadi dua jenis yaitu grease untuk chassis dan grease untuk wheel bearing. Grease untuk chassis menggunakan kode L sedangkan grease untuk wheel bearing menggunakan kode G.
I. Chassis Grease (L)
Chassis grease adalah grease yang digunakan untuk melumasi komponen-komponen chassis dan suspensi. Jika diperhatikan, chassis grease ini bentuknya mirip seperti selai kacang, tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair.Chassis grease memiliki kemampuan untuk tidak berubah terhadap benda yang dilumasinya serta tidak mudah hilang jika tersiram air. Untuk chassis grease ini terbagi lagi menjadi 2 yaitu :
- LA ; untuk pelumasan pada benda kerja yang kondisi beban kerjanya ringan seperti pada shaft steering, ball joint steering, engsel-engsel pintu, dan lain-lain
- LB ; untuk pelumasan pada benda kerja yang kondisi beban kerjanya cukup berat seperti pada knuckle as balok, bushing per daun, atau pada poros hidraulik dump.
II. Wheel Bearings Grease (G)
Wheel Bearings Grease adalah grease yang digunakan untuk melumasi komponen-komponen berputar seperti bearing roda. Bentuk dari Wheel Bearings Grease ini mirip seperti gel, lebih kental dan terasa lengket.Wheel Bearings Grease ini memiliki daya tahan terhadap gesekan yang kuat, suhu panas yang tinggi, serta tidak mudah terpental disaat bering berputar kencang. Untuk Wheel Bearings Grease terbagi menjadi 3 kategori yaitu
- GA ; untuk pelumasan pada bearing yang kondisi beban kerjanya ringan. Seperti contohnya pada bearing untuk steering joint.
- GB ; untuk pelumasan pada bearing yang kondisi beban kerjanya sedang, seperti pada universal joint yang ada di propeller shaft.
- GC ; untuk pelumasan pada bearing yang kondisi beban kerjanya berat, seperti pada bearing roda.
III . Spesial Grease
Selain dari chassis grease dan wheel bearing grease, pada kendaraan masih terdapat beberapa grease yang spesial dibuat khusus untuk beragam keperluan. Spesial grease ini berbeda dengan chassis grease ataupun wheel bearing grease.Spesial grease ini dibuat sesuai dengan keperluan dan tujuan yang berbeda-beda, seperti contohnya grease untuk as roda (drive shaft), grease untuk rack and pinion steering, grease untuk seal piston rem, grease untuk sliding pin rem, dan lain-lain.
Hindari menggunakan chassis grease atau wheel bearing grease pada komponen-komponen yang membutuhkan spesial grease karena akibatnya bisa merusak komponen tersebut.
Baca juga :
Fungsi Grease
Umumnya, grease memiliki fungsi untuk melumasi dua benda kerja yang terbuat dari logam dan saling bersinggungan. Namun ternyata, grease ini memiliki banyak fungsi selain dari hanya melumasi benda tersebut, berikut beberapa fungsi grease
- Membentuk lapisan film lubrikasi diantara dua bidang kontak sehingga dapat membantu menahan beban kerja dari keausan dan kerusakan prematur.
- Mencegah karat/korosi pada bearing.
- Menyerap panas yang timbul akibat gesekan.
- Menghindari suara bising akibat gesekan.
- Sebagai sistem sealing tambahan.
- Mencegah kontaminasi kotoran-kotoran yang berasal dari luar.
Demikianlah artikel tentang jenis grease dan fungsinya pada kendaraan yang bisa ombro sampaikan, semoga bisa bermanfaat.
Daftar isi