Efek melepas catalytic converter dari knalpot
Penggunaan catalytic converter pada mobil masa kini memang ditujukan untuk menciptakan mobil-mobil yang lebih ramah lingkungan, yaitu dengan mengurangi kadar racun yang dihasilkan oleh gas buang. Selain itu, mobil ber-catalytic converter juga menuntut penggunaan bahan bakar yang tidak mengandung timbal.
Namun, harga bahan bakar tanpa timbal yang lebih mahal, dan pada beberapa wilayah, sedikit sulit untuk menemukannya. Alasan ini kerap digunakan oleh para pengguna mobil ber-catalytic converter untuk tetap menggunakan bahan bakar dengan timbal.
Efek penggunaan bahan bakar ini jelas akan berpengaruh terhadap catalytic converter. Catalytic converter akan mampet dan menyebabkan mobil menjadi kurang tenaga. Cara umum yang sering dilakukan adalah dengan melepas catalytic converter yang mampet tersebut, kemudian menggantinya dengan pipa knalpot berukuran sama.
Meskipun tenaga mesin akan kembali terasa, namun melepas catalytic converter juga bisa menimbulkan masalah-malasah baru. Nah, pada artikel kali ini ombro akan berbagi informasi terkait efek melepas catalytic converter yang akan terjadi. Simak infonya dibawah berikut.
Efek pertama yang yang akan terjadi jika kita melepas catalytic converter pada mobil-mobil masa kini adalah lampu indikator engine check warning lamp akan menyala. Mobil dengan sistem EFI yang sudah menggunakan catalytic onverter umumnya sudah menganut sistem close loop dengan menggunakan Oksigen sensor untuk mendeteksi kadar oksigen yang mengalir bersama gas buang.
Ketika oksigen sensor mendeteksi bahwa kadar oksigen lebih banyak dari nilai program di dalam ECU, maka ECU akan mengkoreksi dengan menambah jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam mesin. Begitu pula sebaliknya, jika kadar oksigen lebih sedikit, maka ECU akan mengurangi jumlah bahan bakar yang di injeksikan.
Saat catalytic converter ini dilepas, maka akan terjadi kekacauan data yang dibaca oleh oksigen sensor, salah satunya adalah data kadar oksigen menjadi sangat sedikit. Kadar oksigen yang terlalu sedikit pada gas buang akan berdampak pada data yang dihasilkan oleh oksigen sensor. Data tersebut digunakan oleh ECU untuk mengkoreksi jumlah injeksi bahan bakar.
Namun, karena tidak terjadi perubahan hasil pada gas buang, maka ECU akan menganggap oksigen sensor mengalami masalah. Oksigen sensor akan terus mengirimkan data yang salah berulang kali sehingga ECU akan mendeteksinya sebagai suatu malfungsi.
Malfungsi yang terjadi ini kemudian di respon oleh ECU untuk menyalakan Engine Check Warning Lamp yang ada pada panel instrumen dashboard pengemudi sebagai peringatan bahwa telah terjadi malfungsi pada sistem EFI kendaraan. Baca : Efek knalpot mobil tanpa resonator
Kandungan emisi gas buang pada setiap kendaraan akan melepaskan hidrokarbon, karbon monoksida, dan nitrogen oksida selama proses pembakaran. Catalytic converter kemudian mengubah karbon monoksida menjadi karbon dioksida, hidrokarbon menjadi CO2 dan air, sedangkan Nitrogen oksida menjadi oksigen dan nitrogen.
Intinya, catalytic converter ini berfungsi untuk menurunkan kadar emisi gas buang yang dihasilkan oleh mesin selama proses pembakaran terjadi. Baca : Mengenal Catalytic converter dan cara kerjanya.
Ketika catalytic converter dilepas dan tidak digunakan, maka kandungan polusi yang ada didalam gas buang ini akan tetap tinggi karena tidak ada lagi komponen catalytic converter yang akan mengubah kandungan racun dalam gas buang tersebut.
Salah satu hal yang akan dirasakan adalah saat mobil melakukan uji emisi. Tanpa adanya catalytic converter yang terpasang, umumnya, mobil tidak akan lolos uji emisi tersebut.
Efek melepas catalytic converter yang terakhir ombro ketahui adalah suara knalpot akan terdengar lebih berisik. Hal ini umum dirasakan karena selain berfungsi untuk mengurangi kadar emisi gas buang, catalytic converter ini juga ikut meredam gelombang suara hasil ledakan didalam mesin.
Dengan adanya catalytic converter ini maka akan ada dua peredaman gelombang suara tersebut, pertama di catalytic, dan yang kedua pada resonator. Baca: Mengenal komponen knalpot mobil dan fungsinya.
Ketika catalytic converter ini dilepas dan diganti dengan pipa biasa, maka peredaman gelombang suara hanya dilakukan oleh resonator saja. Akibatnya, terjadi peningkatan suara pada knalpot, sehingga suara knalpot akan terdengar lebih berisik dibandingkan dengan knalpot yang catalytic converternya terpasang.
Oleh karena itu, jika mobil sudah menggunakan catalytic converter, maka sebaiknya selalu gunakan bahan bakar tanpa timbal untuk mencegah mampetnya catalytic converter. Dengan begitu, mobil menjadi lebih ramah lingkungan, mesin lebih awet, dan sobat terhindar dari penggantian catalytic converter yang umumnya dibandrol dengan harga yang cukup mahal.
Demikianlah artikel efek melepas catalytic converter yang bisa ombro sampaikan semoga bisa bermanfaat.
Namun, harga bahan bakar tanpa timbal yang lebih mahal, dan pada beberapa wilayah, sedikit sulit untuk menemukannya. Alasan ini kerap digunakan oleh para pengguna mobil ber-catalytic converter untuk tetap menggunakan bahan bakar dengan timbal.
Efek penggunaan bahan bakar ini jelas akan berpengaruh terhadap catalytic converter. Catalytic converter akan mampet dan menyebabkan mobil menjadi kurang tenaga. Cara umum yang sering dilakukan adalah dengan melepas catalytic converter yang mampet tersebut, kemudian menggantinya dengan pipa knalpot berukuran sama.
Meskipun tenaga mesin akan kembali terasa, namun melepas catalytic converter juga bisa menimbulkan masalah-malasah baru. Nah, pada artikel kali ini ombro akan berbagi informasi terkait efek melepas catalytic converter yang akan terjadi. Simak infonya dibawah berikut.
1. Engine Check Warning lamp akan menyala
Efek pertama yang yang akan terjadi jika kita melepas catalytic converter pada mobil-mobil masa kini adalah lampu indikator engine check warning lamp akan menyala. Mobil dengan sistem EFI yang sudah menggunakan catalytic onverter umumnya sudah menganut sistem close loop dengan menggunakan Oksigen sensor untuk mendeteksi kadar oksigen yang mengalir bersama gas buang.
Ketika oksigen sensor mendeteksi bahwa kadar oksigen lebih banyak dari nilai program di dalam ECU, maka ECU akan mengkoreksi dengan menambah jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam mesin. Begitu pula sebaliknya, jika kadar oksigen lebih sedikit, maka ECU akan mengurangi jumlah bahan bakar yang di injeksikan.
Saat catalytic converter ini dilepas, maka akan terjadi kekacauan data yang dibaca oleh oksigen sensor, salah satunya adalah data kadar oksigen menjadi sangat sedikit. Kadar oksigen yang terlalu sedikit pada gas buang akan berdampak pada data yang dihasilkan oleh oksigen sensor. Data tersebut digunakan oleh ECU untuk mengkoreksi jumlah injeksi bahan bakar.
Namun, karena tidak terjadi perubahan hasil pada gas buang, maka ECU akan menganggap oksigen sensor mengalami masalah. Oksigen sensor akan terus mengirimkan data yang salah berulang kali sehingga ECU akan mendeteksinya sebagai suatu malfungsi.
Malfungsi yang terjadi ini kemudian di respon oleh ECU untuk menyalakan Engine Check Warning Lamp yang ada pada panel instrumen dashboard pengemudi sebagai peringatan bahwa telah terjadi malfungsi pada sistem EFI kendaraan. Baca : Efek knalpot mobil tanpa resonator
2. Emisi gas buang menjadi lebih tinggi
Kandungan emisi gas buang pada setiap kendaraan akan melepaskan hidrokarbon, karbon monoksida, dan nitrogen oksida selama proses pembakaran. Catalytic converter kemudian mengubah karbon monoksida menjadi karbon dioksida, hidrokarbon menjadi CO2 dan air, sedangkan Nitrogen oksida menjadi oksigen dan nitrogen.
Intinya, catalytic converter ini berfungsi untuk menurunkan kadar emisi gas buang yang dihasilkan oleh mesin selama proses pembakaran terjadi. Baca : Mengenal Catalytic converter dan cara kerjanya.
Ketika catalytic converter dilepas dan tidak digunakan, maka kandungan polusi yang ada didalam gas buang ini akan tetap tinggi karena tidak ada lagi komponen catalytic converter yang akan mengubah kandungan racun dalam gas buang tersebut.
Salah satu hal yang akan dirasakan adalah saat mobil melakukan uji emisi. Tanpa adanya catalytic converter yang terpasang, umumnya, mobil tidak akan lolos uji emisi tersebut.
3. Suara knalpot terdengar lebih berisik
Efek melepas catalytic converter yang terakhir ombro ketahui adalah suara knalpot akan terdengar lebih berisik. Hal ini umum dirasakan karena selain berfungsi untuk mengurangi kadar emisi gas buang, catalytic converter ini juga ikut meredam gelombang suara hasil ledakan didalam mesin.
Dengan adanya catalytic converter ini maka akan ada dua peredaman gelombang suara tersebut, pertama di catalytic, dan yang kedua pada resonator. Baca: Mengenal komponen knalpot mobil dan fungsinya.
Ketika catalytic converter ini dilepas dan diganti dengan pipa biasa, maka peredaman gelombang suara hanya dilakukan oleh resonator saja. Akibatnya, terjadi peningkatan suara pada knalpot, sehingga suara knalpot akan terdengar lebih berisik dibandingkan dengan knalpot yang catalytic converternya terpasang.
Oleh karena itu, jika mobil sudah menggunakan catalytic converter, maka sebaiknya selalu gunakan bahan bakar tanpa timbal untuk mencegah mampetnya catalytic converter. Dengan begitu, mobil menjadi lebih ramah lingkungan, mesin lebih awet, dan sobat terhindar dari penggantian catalytic converter yang umumnya dibandrol dengan harga yang cukup mahal.
Demikianlah artikel efek melepas catalytic converter yang bisa ombro sampaikan semoga bisa bermanfaat.
Daftar isi